Seorang lelaki muda bangun di awal pagi utk solat subuh di masjid. Dia berpakaian, berwudu' dan berjalan menuju masjid. Di tengah jalan lelaki itu jatuh dan pakaiannya kotor. Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang ke rumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudu', dan, berjalan menuju masjid.
Dalam perjalanan ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama! Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Dirumah, dia, sekali lagi berganti baju, berwudu' dan berjalan lagi menuju masjid.
Di tengah jalan menuju masjid, dia bertemu seorang lelaki yg memegang lampu. Dia menyapa lalu lelaki itu menjawab "Saya melihat kamu jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan kamu.' Lelaki muda mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid.
Saat sampai di masjid, lelaki muda itu mengajak teman barunya yang membawa lampu untuk masuk bersolat subuh bersamanya. Lelaki tadi menolak. Berkali-kali diajak tetapi jawapannya sama.
Lelaki muda bertanya, kenapa menolak untuk masuk bersolat. Lelaki pembawa lampu menjawab:
Aku adalah Syaitan
Lelaki muda itu sungguh terkejut..!
Syaitan menjelaskan, ''Saya melihat kamu berjalan ke masjid,dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah mengampunkan semua dosamu. Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan itupun tidak membuatmu merubah fikiran tetapi tetap kembali ke masjid.
Kerana itu, Allah mengampunkan dosa seluruh keluargamu. Saya KHUATIR jika saya membuatmu jatuh ketiga kalinya, mungkin Allah akan mengampunkan dosa seluruh penduduk desamu, jadi saya harus memastikan bahwa kamu sampai dimasjid dgn selamat..'
MORAL :
Jangan abaikan suatu niat baik yg kita mahu lakukan, kerana kita tidak pernah tahu ganjaran yg bakal kita perolehi dari segala kesulitan yg kita hadapi demi melaksanakan niat baik tersebut .
Friday, January 7, 2011
SELEMBAR BULU MATA
Adalah taubat yang dapat mengikis habis segala dosa. Taubat yang dimaksud adalah penyesalan untuk tidak mengulangi lagi kesalahan semula. Biasanya dikenal dengan istilah taubat nasuha. Artinya, kadang-kadang taubat terucapkan dengan lisan, kerana hanya bergema di dalam jiwa. Kerana Allah Maha Penyayang, taubat dengan cara itu pun bisa diterima.
Pernah seorang musafir tersesat di tengah belantara. Ia mencari-cari jalan keluar tak dijumpainya. Maka dengan lemah lunglai ia beristirahat di bawah sebatang pohon rindang. Keledainya ditambatkan pada salah satu ranting yang menjulur ke tanah. Ia tertidur. Ketika bangun, keledai itu sudah tidak berada di tempatnya. Sedangkan semua bekal perjalanan, termasuk uang, selimut, makanan, dan air minum berada di punggung keledai itu. Ia mencarinya ke sana-kemari. Sampai petang tidak ditemukannya. Ia terus mencari. Hingga jauh malam. Karena lelah dan mengantuk, ditambah perutnya yang sudah kelaparan, ia terjatuh di bawah pohon dan setengah pingsan. Ia merasa ajalnya kian mendekat. Namun, ketika tiba-tiba ia agak siuman, tahu-tahu keledainya telah berdiri di mukanya. Alangkah gembiranya musafir itu. Seolah-olah ia hidup lagi setelah mati. Diciuminya keledai itu seraya berkata, “Ya Alloh, Engkau adalah hambaku, dan aku adalah Tuhan-Mu.”
Telah terpeleset lidahnya tanpa sadar. Seharusnya ia mengatakan, “Ya Alloh, Engkau adalah Tuhanku, dan aku adalah hamba-Mu.” Tetapi ucapan terbalik itu sama sekali saking meluapnya kegembiraan hatinya. Dan begitulah gambaran yang diperumpamakan oleh Nabi saw. mengenai kegembiraan Alloh menyambut hamba-Nya yang bertaubat sampai seperti musafir yang tersesat dan kehilangan keledainya namun ditemukannya kembali. Dan karena berkesangatan suka citanya itu hingga tersandung lidahnya mengucapkan kalimat yang terputar balik.
Itulah kemurahan Alloh. Bahkan ada yang lebih hebat lagi.
Konon di Hari Pembalasan kelak, ada seorang hamba Alloh sedang diadili di hadapan Tuhan. Ia dituduh bersalah, menyia-nyiakan umurnya di dunia untuk berbuat maksiat. Tetapi ia bersikeras membantah.
“Tidak. Demi langit dan bumi sungguh tidak benar. Saya tidak melakukan semua itu.”
“Tetapi saksi-saksi mengatakan engkau betul-betul telah menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam dosa,” jawab malaikat.
Orang itu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak menjumpai seorang saksi pun yang sedang berdiri. Di situ hanya ada dia sendirian. Makanya ia pun menyanggah, “Manakah saksi-saksi yang kaumaksudkan? Di sini tidak ada siapa-siapa kecuali aku dan suaramu.”
“Inilah saksi-saksi itu,” ujar malaikat.
Tiba-tiba mata angkat bicara, “Saya yang memandangi.”
“Disusul oleh telinga, “Saya yang mendengarkan.”
Hidungpun tidak ketinggalan, “Saya yang mencium.”
Bibir mengaku, “Saya yang merayu.”
Lidah menambah, “Saya yang mengisap.”
Tangan meneruskan, “Saya yang meraba dan meremas.”
Kaki menyusul, “Saya yang dipakai lari ketika ketahuan.”
“Nah, kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan memberikan kesaksian tentang perbuatan aibmu itu,” ucap malaikat.
Orang tersebut tidak dapat membuka sanggahannya lagi. Ia putus asa dan amat berduka, sebab sebentar lagi bakal dijebloskan ke dalam jahanam. Padahal, rasa-rasanya ia telah terbebas dari tuduhan dosa itu.
Tatkala ia sedang dilanda kesedihan itu, sekonyon-konyong terdengar suara yang amat lembut dari selembar bulu matanya:
“Saya pun ingin juga mengangkat sumpah sebagai saksi.”
“Silahkan,” kata malaikat.
“Terus terang saja, menjelang ajalnya, pada suatu tengah malam yang lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata ketika ia sedang menangis menyesali perbuatan buruknya. Bukankah nabinya pernah berjanji bahwa apabila ada seorang hamba kemudian bertaubat, walapun selembar bulu matanya saja yang terbasahi air matanya, namun sudah diharamkan dirinya dari ancaman api neraka? Maka saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi bahwa ia telah melakukan taubat sampai membasahi saya dengan air mata penyesalan.”
Konon, dengan kesaksian selembar bulu mata itu, orang tersebut dibebaskan dari neraka dan diantarkan ke surga. Sampai terdengar suara bergaung kepada penghuni surga: “Lihatlah. Hamba Tuhan ini masuk surga karena pertolongan selembar bulu mata.”
Pernah seorang musafir tersesat di tengah belantara. Ia mencari-cari jalan keluar tak dijumpainya. Maka dengan lemah lunglai ia beristirahat di bawah sebatang pohon rindang. Keledainya ditambatkan pada salah satu ranting yang menjulur ke tanah. Ia tertidur. Ketika bangun, keledai itu sudah tidak berada di tempatnya. Sedangkan semua bekal perjalanan, termasuk uang, selimut, makanan, dan air minum berada di punggung keledai itu. Ia mencarinya ke sana-kemari. Sampai petang tidak ditemukannya. Ia terus mencari. Hingga jauh malam. Karena lelah dan mengantuk, ditambah perutnya yang sudah kelaparan, ia terjatuh di bawah pohon dan setengah pingsan. Ia merasa ajalnya kian mendekat. Namun, ketika tiba-tiba ia agak siuman, tahu-tahu keledainya telah berdiri di mukanya. Alangkah gembiranya musafir itu. Seolah-olah ia hidup lagi setelah mati. Diciuminya keledai itu seraya berkata, “Ya Alloh, Engkau adalah hambaku, dan aku adalah Tuhan-Mu.”
Telah terpeleset lidahnya tanpa sadar. Seharusnya ia mengatakan, “Ya Alloh, Engkau adalah Tuhanku, dan aku adalah hamba-Mu.” Tetapi ucapan terbalik itu sama sekali saking meluapnya kegembiraan hatinya. Dan begitulah gambaran yang diperumpamakan oleh Nabi saw. mengenai kegembiraan Alloh menyambut hamba-Nya yang bertaubat sampai seperti musafir yang tersesat dan kehilangan keledainya namun ditemukannya kembali. Dan karena berkesangatan suka citanya itu hingga tersandung lidahnya mengucapkan kalimat yang terputar balik.
Itulah kemurahan Alloh. Bahkan ada yang lebih hebat lagi.
Konon di Hari Pembalasan kelak, ada seorang hamba Alloh sedang diadili di hadapan Tuhan. Ia dituduh bersalah, menyia-nyiakan umurnya di dunia untuk berbuat maksiat. Tetapi ia bersikeras membantah.
“Tidak. Demi langit dan bumi sungguh tidak benar. Saya tidak melakukan semua itu.”
“Tetapi saksi-saksi mengatakan engkau betul-betul telah menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam dosa,” jawab malaikat.
Orang itu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak menjumpai seorang saksi pun yang sedang berdiri. Di situ hanya ada dia sendirian. Makanya ia pun menyanggah, “Manakah saksi-saksi yang kaumaksudkan? Di sini tidak ada siapa-siapa kecuali aku dan suaramu.”
“Inilah saksi-saksi itu,” ujar malaikat.
Tiba-tiba mata angkat bicara, “Saya yang memandangi.”
“Disusul oleh telinga, “Saya yang mendengarkan.”
Hidungpun tidak ketinggalan, “Saya yang mencium.”
Bibir mengaku, “Saya yang merayu.”
Lidah menambah, “Saya yang mengisap.”
Tangan meneruskan, “Saya yang meraba dan meremas.”
Kaki menyusul, “Saya yang dipakai lari ketika ketahuan.”
“Nah, kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan memberikan kesaksian tentang perbuatan aibmu itu,” ucap malaikat.
Orang tersebut tidak dapat membuka sanggahannya lagi. Ia putus asa dan amat berduka, sebab sebentar lagi bakal dijebloskan ke dalam jahanam. Padahal, rasa-rasanya ia telah terbebas dari tuduhan dosa itu.
Tatkala ia sedang dilanda kesedihan itu, sekonyon-konyong terdengar suara yang amat lembut dari selembar bulu matanya:
“Saya pun ingin juga mengangkat sumpah sebagai saksi.”
“Silahkan,” kata malaikat.
“Terus terang saja, menjelang ajalnya, pada suatu tengah malam yang lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata ketika ia sedang menangis menyesali perbuatan buruknya. Bukankah nabinya pernah berjanji bahwa apabila ada seorang hamba kemudian bertaubat, walapun selembar bulu matanya saja yang terbasahi air matanya, namun sudah diharamkan dirinya dari ancaman api neraka? Maka saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi bahwa ia telah melakukan taubat sampai membasahi saya dengan air mata penyesalan.”
Konon, dengan kesaksian selembar bulu mata itu, orang tersebut dibebaskan dari neraka dan diantarkan ke surga. Sampai terdengar suara bergaung kepada penghuni surga: “Lihatlah. Hamba Tuhan ini masuk surga karena pertolongan selembar bulu mata.”
Thursday, January 6, 2011
TEKNIK-TEKNIK MENGULANGKAJI PELAJARAN
Oleh: UMMU NUR FARHANAH BINTI ZULKEFLY
Pengenalan Mengulangkaji adalah suatu proses mempelajari atau menyemak semula dengan tujuanmemahami, dan mengingat semua maklumat serta fakta dari nota-nota ringkas bahan-bahan pelajaran yang telah anda pelajari sebelum ini. Ia bukannya bertujuan mendapatkan maklumat-maklumat baru.
Antara perkara-perkara yang anda harus lakukan dalam proses mengulangkaji adalah dengan:
1. Membaca dan menyemak nota-nota bahan-bahan pelajaran. Lengkapkan yang kurang. Ini akan memantapkan
2. kefahaman dan ingatan anda terhadap subjek berkenaan.
3. Membaca buku teks. Tujuannya untuk memastikan anda benar-benar faham setiap prinsip, isu dan fakta yangdimuatkan.
4. Menjawab soalan-soalan latihan atau kerja rumah yang guru berikan. Ini akan membolehkan anda menguji kebolehan anda menjawab soalan yang sama dalam peperiksaan.
5. Mengkaji contoh-contoh jawapan peperiksaan tahun lepas bersama skima jawapan. Ini akan membolehkan anda membiasakan diri menjawab soalan-soalan peperiksaan dengan lebih yakin dan pantas.
6. Menjawab soalan-soalan yang berbentuk objektif. Ini akan membolehkan mengetahui soalan-soalan yang anda sudah tahu menjawabnya dan soalan-soalan yang mengelirukan agar semasa peperiksaan jika soalan yang sama keluar, anda
7. akan dapat menjawab dengan yakin.
8. Bersoal jawab bersama-sama rakan. Selain ini membolehkan anda mengenalpasti sama ada anda sudah cukup bersedia atau tidak menghadapi peperiksaan, pada masa yang sama, anda juga boleh mendapat penjelasan tentang bahagian-bahagian yang anda kurang faham dari rakan anda yang mungkin sudah menguasai bahan pelajaran itu.
Namun, bagi pelajar yang lemah hendaklah proses mengulangkaji pecutan akhir ini
dibuat lebih awal daripada yang disarankan di atas. Anda mungkin perlu membuat ulangkaji beberapa kali sehinggalah
anda benar-benar dapat menguasai setiap mata pelajaran anda. Merancang Program Mengulangkaji :
v Buat jadual ulangkaji yang seimbang bagi tiap-tiap mata pelajaran. Jadualkan juga masa berehat untuk mengurangkan ketegangan. Dalam mengulangkaji pelajaran, anda hendaklah berehat setiap 20 hingga 30 minit. Waktu rehat sekurang-kurangnya 5 minit.
v Tumpukan pada topik utama sahaja. Tanya guru anda untuk mendapatkan "hint" (bayangan) tentang topik yang mungkin akan disoal di dalam peperiksaan.
v Semak contoh-contoh soalan tahun-tahun yang lalu supaya anda dapat menjangka bentuk jawapan yang diperlukan.
v Ulangkaji dengan cermat setiap mata pelajaran.
v Sediakan nota-nota ringkas, terutamanya bagi topik yang dijangka akan keluar.
v Buat rangka jawapan topik-topik yang dijangka keluar berdasarkan soalan-soalan peperiksaan yang lepas.
v Latih diri anda menjawab soalan-soalan peperiksaan yang lepas mengikut waktu yang telah ditetapkan.
v Rujuk kepada guru apabila menghadapi masalah berhubung dengan pelajaran.
v Jangan sekali-kali ponteng kelas ketika hampir peperiksaan. Anda mungkin tertinggal tip-tip penting yang diberikan oleh guru anda.
Pembahagian Mata Pelajaran Dalam Mengulangkaji Mata Pelajaran Yang Anda Lemah:
- Cuba sedaya upaya kuasai mata pelajaran ini. Jangan berputus asa.
- Banyakkan bertanya kepada guru atau rakan tentang mata pelajaran ini.
Mata Pelajaran Yang Anda Kuat:
- Jangan ambil mudah walaupun anda fikir sudah menguasainya
SIRAH RASULULLAH S. A. W
PENDIDIKAN DI ZAMAN RASULULLAH S. A. W:
-OLEH: WAN NOOR DIAN SURIA BINTI A. MAHAT
Pendidikan islam bermula selepas nabi Muhammad menerima wahwu pertama yang menyuruh membaca, menulis, dan menyelidik. System pendidikan yang dilakukan oleh nabi Muhammad S.A. W bersumberkan wahyu. Pendidikan di Mekah menitik beratkan dua perkara iaitu akidah dan akhlak. Diperingkat awal baginda menyampaikan pendidikan dengan secara berhikmah tertumpu dikalangan ahli keluarga terdekat. Mereka yang menerima pendidikan Islam dari kalangan :
i- kaum wanita - Khadijah Binti Khuwalid
ii- kanak-kanak - Ali Bin Abi Tholib
iii- remaja -Zaid Bin Harithah.
iv- dewasa - Abu Bakar As-siddiq, Othman Bin A’ffan, Abdul Rahman Bin A’uf, Tolhah Bin Ubaidah, dan lain-lain lagi.
3 tahun kemudian, baginda menyampaikan pendidikan secara terbuka iaitu ditumpukan dikalangan semua penduduk-penduduk Mekah. Cara pendidikan seperti memberi syarahan di Bukit Soffa dan dihadiri oleh hampir semua penduduk Mekah. Seterusnya, baginda menyampaikan pendidikan Islam di tempat-tempat awam seperti dikawasan Ka’abah, di Sauqul A’kaz, berkunjung ke rumah-rumah penduduk Mekah.
Penduduk Islam di Madinah bermula selepas Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah dengan memberi tumpuan kepada aqidah, akhlak, dan syariah. Dasar pendidikan ditumpukan kepada semua penduduk Madinah. Baginda menyampaikan pendidikan di masjid Annabawi bagi orang-orang dewasa dan remaja. Dikalangan kanak-kanak di Darul Kittab dan Darul Qur’an.
Pengajaran dan pembelajaran di Madinah meliputi mata pelajaran yang boleh memberi kesejahteraan dan kejayaan hidup di dunia serta kebahagian hidup di akhirat. Perkembangan Islam telah meliuas di seluruh semenanjung tanah Arab untuk memenuhi keperluan pendidikan rakyat. Rasulullah telah melantik beberapa orang guru untuk mengajar di dalam negeri dan luar negeri. Contohnya, Mu’az Bin Jabal mengajar pendidikan Islam di Yaman.
Baginda menentukan satu hari yang khas untuk menyampaikan pendidikan Islam kepada kaum wanita. System pendidikan zaman Rasulullah merupakan pendidikan yang paling sempurna ia menjadi contoh dan ikutan hingga ke akhir zaman. Yang rapat melahir manusia bertakwa, seimbang, dan harmoni.
Subscribe to:
Posts (Atom)